RakyatBersuara.co.id Jakarta – Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Indonesia Mahfud MD mengutarakan saran kepada Presiden Prabowo Subianto dalam menyikapi aksi tajam massa.
Mahfud menilai situasi genting yang terjadi di Indonesia dapat teratasi jika Presiden Prabowo Subianto mau menanggapi protes dan kesejahteraan masyarakat.
Mahfud mengatakan, Prabowo perlu menjawab kegelisahan rakyat dengan membuat kebijakan konkret terkait tuntutan masyarakat. Di sisi lain, Menko Polhukam periode 2019-2024 juga mengaku heran karena hingga kini belum ada jawaban memadai dari presiden.
“Untuk menyelesaikan ini, presiden harus segera mengeluarkan kebijakan yang selama ini diprotes rakyat,” ujar Mahfud MD dalam wawancara CNN Indonesia, Sabtu (30/8).
“Menurut saya, Presiden harus lebih tahu. Saya tidak tahu apakah presiden tidak tahu terhadap protes selama ini, kok tidak ada respons yang memadai,” lanjutnya.
Mahfud juga menilai masih ada kendala yang dihadapi pemerintah hingga tak ada perubahan kebijakan, termasuk dalam penegakan hukum. Padahal, kebijakan itu penting untuk menjawab permasalahan di tengah masyarakat.
Selain itu, ia menilai tanggapan pemerintah sejauh ini belum cukup untuk mendinginkan suasana di masyarakat. Mahfud mengakui permintaan maaf dan janji yang menindak tegas tidak cukup untuk menyelesaikan tanggung jawab pemerintah.
Mahfud pun kembali menegaskan bahwa rakyat perlu dipenuhi tuntutannya melalui kebijakan dan komitmen yang dikonkretkan pemerintah hingga pejabat di berbagai lembaga.
“Tidak cukup hanya dua pernyataan yang selalu sama sejak puluhan tahun lalu: permintaan maaf dan nanti akan ditindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku. Cuma begitu sejak dulu,” ungkap Mahfud MD,
“Rakyat secara keseluruhan harus diberi hal lain, yakni tindakan konkret atas apa yang sekarang dipermasalahkan masyarakat,” lanjutnya.
Sementara itu, enam fraksi di DPR RI menyatakan sepakat untuk meninjau kembali tunjangan anggota DPR RI, termasuk izin perumahan yang menjadi polemik publik.
Pernyataan dari sejumlah fraksi itu muncul setelah aksi unjuk rasa di berbagai daerah selama beberapa hari terakhir. Aksi ini merupakan eskalasi dari gelombang protes yang terjadi di beberapa titik di ibu kota Jakarta.
Demonstrasi meluas hingga ke kota-kota besar lainnya, seperti Bandung, Makassar, Surabaya, Solo, Kediri, hingga Yogyakarta.
Aspirasi yang dibawa dalam demo awalnya terkait penolakan bantuan rumah anggota DPR RI senilai Rp50 juta per bulan. Namun, situasi memanas dan demo pun meluas setelah terbunuhnya Affan Kurniawan. Driver ojek online (ojol) tewas setelah dilindas kendaraan taktis Brimob.
Komentar